10 AMAZING WATERFALL IN WEST JAVA
CURUG CIGANGSA.
Curug Cingangsa adalah
salah satu air terjun dengan panorama alam yang memukau. Sama halnya dengan
Curug Cikaso, untuk sampai ke lokasi Anda bisa berjalan kaki ataupun naik
perahu kecil melalui sungai yang diantar oleh masyarakat di sana.
Curug Cigangsa terletak
di dekat kecamatan Surade, Selatan Sukabumi atau sekitar 22 km sebelum ujung
genteng. Curug ini merupakan curug termegah yang pernah saya lihat. Dari Surade
letaknya sekitar 1 km dari kota kecamatan, nah untuk mencapainya sungguh suatu
tantangan. Mobil dapat dititipkan pada warga, rombongan harus berjalan kaki
menuju curug cigangsa. Perjalanan kaki ini sungguh memberikan kesan tersendiri,
awalnya melalui jalan rata di sekitar persawahan dan perkebunan dan melintasi
suangai nan jernih. Tak disangka sungai tersebut ternyata sungai di atas jalur
aliran air curug. Setelah melewati sawah yang permai akhirnya jalan turun
tajam, hati-hati jalan licin namun mengasyikkan.
CURUG CIKASO.
Curug Cikaso sebenarnya
bernama Curug Luhur, mengalir dari anak sungai Cikaso yang bernama Cicurug.
Tapi oleh kebanyakan orang, curug ini lebih dikenal dengan nama Curug Cikaso.
Curug Cikaso terbentuk dari tiga titik air terjun yang berdampingan dalam satu
lokasi dengan di bagian bawahnya terdapat kolam dengan warna
airnya hijau
kebiru-biruan. Kedua titik air terjun dapat terlihat dengan jelas sedangkan
yang satu agak tersembunyi dengan tebing yang menghadap ke timur. Curug ini
memiliki ketinggian sekitar 50 meter.
Berkunjung ke Curug
Cikaso sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bias sinar matahari yang baru
terbit akan tercipta dengan jelas dari butir-butir halus cipratan air terjun.
Sebaiknya menggunakan jasa pemandu yang tersedia agar tidak tersesat karena
untuk menuju lokasi curug ini tidak ada petunjuk jalan. Biaya jasa pemandu
berkisar Rp 50000 - 70000.
Di kawasan ini juga
terdapat curug yang lain yaitu Curug Cigangsa yang berjarak tempuh ± 30 menit
atau sekitar 10 km.
bila kita sedang dalam
perjalanan wisata menuju ke Ujung Genteng, kita akan melewati sebuah obyek
wisata yang menarik yaitu Curug (air terjun) Cikaso. Obyek wisata ini tidak
nampak dari jalan raya dan juga belum memiliki akses jalan untuk menuju kesana.
Jalan yang biasa dilewati untuk menuju obyek wisata ini melewati beberapa
bidang tanah pribadi milik penduduk setempat, hal inilah yang membuat curug
Cikaso kurang begitu banyak pengunjungnya. Untuk meningkatkan jumlah
pengunjung, maka pemerintah daerah mau tidak mau harus melakukan upaya
pembebasan lahan semata-mata untuk membuat jalan yang memadai menuju curug
Cikaso.
Untuk menuju lokasi
curug dapat ditempuh dengan dua cara. Yang pertama adalah dengan jalan darat,
kendala yang dihadapi dengan cara ini adalah kita tidak dapat menuju lokasi
dengan menggunakan kendaraan bermotor apalagi kendaraan roda empat. Jalan darat
yang ada berupa jalan kecil yang melewati tanah-tanah huma (ladang) milik
penduduk. Ini berarti kita harus meninggalkan kendaraan yang kita gunakan untuk
kemudian berjalan kaki menuju lokasi curug.
KABUPATEN Sukabumi
ternyata terkenal dengan keanekaragaman wisata alam, mulai dari pantai hingga
pegunungannya. Salah satunya yang paling favorit nan megah adalah air terjun
Curug Cikaso.
Air terjun dengan
ketinggian hampir 80 meter ini memiliki 3 air terjun dan lebar tebingnya hampir
100 meter, tepatnya berada di kampung Ciniti, kelurahan Cibitung, Kecamatan
Cibitung, Jampang Kulon. Lokasinya berada sekitar 70 km dari Sukabumi atau
sekitar 1,5 jam bila perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.
Curug Cikaso dihiasi
bebatuan besar di kiri dan kanannya serta pepohonan, sehingga menambah keasrian
alam curug ini. Masing-masing air terjun mempunyai nama. Air terjun sebelah
kiri bernama Curug Asepan, tengah bernama Curug Meong dan kanan bernama Curug
Aki.
Untuk melangkahkan kaki
kita sampai di air terjun Curug Cikaso, selain bisa ditempuh dengan berjalan
kaki yang menyusuri pematang sawah, juga bisa dicapai dengan naik perahu motor
dengan melewati bantaran sungai.
Nama asli Curug Cikaso
sebenarnya Curug Ciniti, sesuai nama kampung wilayah tersebut, namun karena
melewati aliran sungai Cikaso, maka masyarakat lebih banyak menyebutnya dengan
nama Curug Cikaso.
Air terjun Curug Cikaso
menjadi favorit bagi wisatawan dalam liburan panjang. Nikmati serunya
basah-basahan di air terjun yang cantik ini. Bila sampai di Kampung Ciniti,
Anda akan disuguhkan dengan pemandangan sawah dan aliran sungai yang
benar-benar bisa memanjakan mata.
Beberapa meter
mendekati curug sudah bisa mendengar gemuruh air yang jatuh dari ketinggian.
Begitu sampai di Curug Cikaso, mulailah terlihat jelas lukisan alam yang indah.
Air yang terjun bebas dari ketinggian hampir 80 meter makin memperkaya
pemandangan.
Curug Cikaso terbentang
megah dengan deburan airnya yang berwarna putih. Pengunjung akan disuguhkan 3
buah air terjun sekaligus. Bermain air atau berenang di kolam alami hasil
hempasan air terjun adalah kegiatan yang paling seru. Jangan takut jika pakaian
Anda basah, karena curug sudah dilengkapi oleh fasilitas, Curug Cikaso, lokasi
air terjun ini berada di kawasan wisata Ujung Genteng. Cikaso adalah nama
sungai yang mengalir dari hulunya yang terletak di Sukabumi Utara hingga
berakhir dengan muaranya di Pantai Selatan di daerah Kecamatan Surade, Sukabumi
Selatan. Dari hulu hingga muaranya, air sungai Cikaso mengaliri beberapa tebing-tebing
yang curam sungai membentuk curahan air terjun yang yang menakjubkan. Lokasi
wisata air terjun Cikaso ini akan menjadi pelengkap wisata bahari di Ujung
Genteng setelah cukup puas menikmati pesona laut pantai-pantai di Ujung
Genteng, inilah lokasi yang tepat untuk berenang di air tawar.
CURUG OROK.
Perjalanan dari Sari
Papandayan ke Curug Orok gak terlalu lama, kurang dari setengah jam. Jarak
kawasan ini dari ibukota Kecamatan Cikajang cuma 5 Km, sedangkan dari ibukota
Kabupaten Garut sekitar 31 Km. Curug Orok sendiri berada di ketinggian 250
meter di atas permukaan laut dengan konfigurasi umum lahan berbukit karena letaknya
di kaki gunung Papandayan.
Sebetulnya kalau gak
mengingat temen-temen seperjalanan, aku pengen berhenti dulu untuk motret
pemandangan, beberapa kali. View from the top selalu memikat hatiku. Menurutku
selain tempat tujuan wisatanya, perjalanan menuju ke situ juga gak kalah
memorable-nya. Lembah, tikungan, sungai, pepohonan yang diselimuti kabut,
jembatan, dan para penduduk setempat yang sedang melakukan kegiatan harian
mereka.
Jadi saranku kali ini
untuk kalian pembaca setiaku *iya kamu! ;) *, coba deh lain kali klo pas lewat
view yang bagus, turun sebentar deh. Berfotolah di situ juga. Selain untuk
kenang-kenangan, koleksi foto kalian kan jadinya unik, ada nilai tambahnya
selain foto di objek wisata yang semua orang udah tau.
Kalau dari arah Garut,
jalan masuk ke lokasi Curug Orok ada di sebelah kiri jalan. Nanti kamu bakal
menemukan plang yang bertulisan “Wana Wisata dan Bumi Perkemahan Angling Darma:
Curug Orok, Ci Kahuripan, Curug Kembar”. Jangan sampe kelewat yah, soalnya plang
itu adanya bukan beberapa meter dari lokasi (supaya kita bisa siap-siap), tapi
persis di belokannya, hehehe. Nah di mulut jalan itu ada gapura dan loket tiket
masuk, tapi gak ada siapa-siapa di situ. Ternyata tempat beli tiketnya dipindah
ke dalam. Jadi, jalan aja terus. Jalanannya berbatu-batu, diapit oleh sedikit
pohon teh dan pohon pinus. Waktu kami datang, sedang turun kabut. Di sebelah
kiri jalan itu jurang. Pasti bagus sekali view-nya kalau sedang cerah. Tapi
karena kabut jadi gak bisa liat apa-apa deh.
Gak lama kami sampai di
pelataran parkir. Nah di sini baru bayar tiket deh. Aku rada lupa berapa
tiketnya, kalau gak salah sekitar Rp 3000 per orang. Di pelataran parkir itu
ada toilet, beberapa warung, mushola, dan beberapa bale-bale.
Hmm, air terjunnya di
sebelah mana ya, pikirku. Suaranya kok kayak dari bawah. Eh ternyata emang di
bawah alias di lembah! :P Jadi kita harus menuruni jalan yang sudah disiapkan.
Sudah dibuat step-stepnya gitu. Tapiiii.. lumayan dalem sih turunnya.
curug orokBegitu nyampe,
wiihhh.. dinginnya. Hujan pula. Air terjunnya gak gitu lebar, tapi tinggi dan
debit airnya lumayan. Suaranya menderu, dan cipratannya juga ganas. Kalau
menghampiri kolamnya, sudah pasti kita basah. Waktu aku menengadah ke atas,
wiiihh.. rada serem juga ngebayangin air sederas itu menimpaku. Aku
bertanya-tanya, sedalam apa pusaran yang tercipta di tempat air tsb jatuh ya?
Tapi gak berniat untuk membuktikan sih, hehe, takut.
Meskipun ingin, tapi
kami gak bisa lama-lama di situ. Gak ada yang bawa baju ganti, jadi gak bisa
bermain air. Aku motret juga gak bisa sampe puas jadinya. Kameraku sudah basah,
ya kena cipratan ya kena hujan. Kalau diterusin takut airnya sempat masuk ke
dalam body kamera.
Oya, air terjun ini
dinamakan Curug Orok karena konon menurut cerita masyarakat setempat pada tahun
1968 ada seorang wanita muda yang membuang bayinya dari puncak air terjun,
sehingga air terjun tersebut dinamakan Curug Orok (dalam bahasa Sunda, orok
berarti bayi). Kalau dilihat dari bentuknya curug ini mempunyai 2 curug,
namanya masing-masing Curug Orok dan Curug Kembar.
Curug Orok merupakan
salah satu air terjun di Garut yang banyak dikunjungi wisatawan. Lokasinya
terdapat di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang Kab. Garut.
Menurut cerita pada
awalnya di tempat tersebut (curug)ditemukan bayi yang dibuang oleh orang
tuanya. Semenjak itu sampai sekarang air terjun itu dikenal dengan nama Curug
Orok.
Di tempat tersebut
orang bisa bermain, mandi, disamping melihat pemandangan air terjun yang begitu
indah. Airnya yang jernih, mengalir dari air pegunungan. Tinggi air terjun
kurang lebih 30 meter. Hawa pegunungan yang begitu segar ditambah lokasinya ada
di lingkungan kebun teh yang sejuk. Tidak aneh kalau banyak di antara orang
yang berkunjung ke sana malas untuk pulang kembali, terbius oleh pemandangan
alam Curug Orok.
Jarak yang harus
ditempuh untuk sampai ke lokasi kurang lebih 45 kilometer dari Kota Garut dan
memakan waktu 1,5 jam. Jika memakai kendaraan umum diharuskan menumpang jurusan
Garut ? Bungbulang lalu tepatnya berhenti di kebun teh Papandayan sebelum
Cisandaan. Sebelum tiba ke lokasi kita harus menuruni tagga yang jaraknya
kurang lebih 100 meter dan sampailah di objek wisata Curug Orok.
CURUG MALELA.
Curug Malela salah satu tempat
wisata di Kabupaten Bandung yang wajib Anda kunjungi. Curug Malela berada di
Kampung Manglid Desa Cicadas, Kec Rongga, Kab. Bandung Barat, tepatnya di
dekat Gunung Halu, sekitar 50 kilometer atau kurang lebih 3 jam ke arah Barat
dari Kota Bandung. Curug Malela dapat memberikan atmosfir berbeda bagi para
pecinta wisata alam. Wisata alam yang masih asli inilah merupakan “tawaran”
yang cukup memikat bagi wisatawan. Ditambah lagi, kemiripan Curug Malela dengan
Niagara.
Sebelum
memasuki Curug Malela, dibutuhkan waktu yang cukup lama. Anda harus jalan
kaki melewati kawasan perkebunan teh yang terhampar sangat luas serta harus
melewati bukit-bukit yang tidak terlalu tinggi. Di sepanjang perjalanan, Anda
akan merasakan sejuknya suasana pedesaan dan udaranya yang masih bersih.
Dibandingkan dengan suasana perkotaan, tentu saja ini sangat berbeda. Jalanan
ke arah curug memang kurang memadai. Jika Anda memakai mobil, dibutuhkan mobil
yang biasa untuk off road, karena jalan raya menuju ke curug, rusak
parah. Begitu juga jika Anda memakai motor, diperlukkan motor trail.
Jika memakai kendaraan yang biasa, dikhawatirkan akan mengalami
kerusakan.
Akses
jalan menuju ke Curug Malela masih minim fasilitas. Anda diharapkan
berhati-hati dalam perjalanan menuju curug, karena jalanan berbatu, disamping
kanan kiri terdapat jurang yang terjal, bertanah merah, dan jalanan akan sangat
licin apabila terkena air hujan. Anda harus pintar-pintar memilih jalan, karena
jika tidak kendaraan akan terselip di jalanan yang licin. Bagi pecinta wisata
alam, disitulah letak keseruannya. Dalam perjalanan, Anda diharapkan selalu
memperhatikan petunjuk jalan ke arah curug, agar Anda tidak tersesat ke tempat
lain, papan petunjuk jalan memang masih minim. Di beberapa titik ada papan
petunjuk tetapi sangat kecil dan hanya beberapa kali terlihat disepanjang
perjalanan.
Kendaraan
Anda tidak langsung berhenti dekat dengan Curug Malela. Anda diharuskan
menyimpan kendaraan jauh dari curug karena lokasi curug harus menuruni gunung
terlebih dahulu. Jarak menuju curug kurang lebih 800 meter dan akses
jalan juga masih kurang memadai. Beberapa titik jalan sudah ditembok tapi cukup
banyak juga titik jalan yang belum ditembok. Hanya beberapa meter dari pintu
masuk dan beberapa meter jalan yang terjal saja yang ditembok. Sedangkan jalan
yang tidak begitu terjal dibiarkan alami agar suasana mendaki pegunungan masih
dirasakan oleh pengunjung. Disana juga terdapat 2 tempat persinggahan yang
disediakan untuk beristirahat serta kamar mandi yang cukup memadai untuk
pengunjung curug.
Butuh
perjuangan yang luar biasa untuk sampai ke Curug Malela. Sesampainya di curug
Anda akan disuguhkan oleh pemandangan alam yang sangat menawan. Air terjun yang
tingginya mencapai 40 meter dan lebar 30 meter tersebut, dapat langsung
menghilangkan rasa capek. Air terjun dari atas gunung tersebut sangat jernih
dan tidak pernah berhenti mengalir ketika musim kemarau, hanya saja jika musim
hujan warna air akan berubah menjadi coklat.
CURUG
DENG-DENG
Curug
Dengdeng terletak di Desa Cikawung Ading, Kampung Caringin dengan Kecamatan Cipatujah
di Kabupaten Tasikmalaya dengan koordinat 7°44,814′S 108°6,111′E, Curug
Dengdeng dengan memiliki 3 tingkatan curug, yang pertama tingginya 13 m, yang
kedua 11 m dan yang ketiga 9 m, dari tingkat pertama dapat terlihat aliran
Sungai Cikembang,dinamakan Curug Dengdeng karena tidak rata kondisi Curugnya,
untuk akses menuju Curug Dengdeng memerlukan perjalanan yang cukup melelahkan
karena kondisi alamnya yang masih sangat alami dengan harus berjalan kaki
melewati hutan jati.
CURUG BANDUNG
Curug
Bandung merupakan Keajaiban Alam dengan 7 (tujuh) air terjun dalam satu aliran
sungai, dari mulai Curug Peuteuy, Curug Picung dan yang terbesar adalah Curug
Bandung, Curug ini berada dibawah kaki Gunung Sanggabuana, perjalanan menuju
Curug ini cukup berat yaitu jalan kaki sejauh 3 km, tetapi Panorama Alam
sangatlah Indah, Asri, jauh dari polusi udara yang ada di Kota Besar.
Walaupun
jalan menuju Curug ini hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki Wisata sambil ber
Olahraga yang membuat sehat karena udara yang sehat dan bersih. Lokasi Curug
Bandung terletak Desa Mekarbuana Kecamatan Tegalwaru 42 km dari Ibu Kota
Kabupaten Karawang.
CURUG CIMAHI
Secara
geologi Curug Cimahi telah ada sejak hadirnya Gunung Sunda Purba, yang sekarang
lebih terkenal dengan Gunung Tangkuban Parahu. Sumber mata air Curug Cimahi ini
berasal dari mata air Gunung Tangkuban Parahu.
Objek
wisata ini terletak di dekat pintu masuk yang berada di sisi jalan Cimahi ke
arah Lembang. Untuk mencapai objek wisata dengan panorama alam yang luar biasa
indahnya ini, para pengunjung harus melewati jalan setapak berbentuk anak
tangga yang menghantarkan pengunjung ke daerah tujuan. Di dalam kawasan Curug
Cimahi kita dapat melihat pemandangan alam yang indah sekali, terutama
menyaksikan percikan air terjun yang berjatuhan dari atas tebing setinggi 85
meter.
Para
pengunjung yang datang ke daerah ini banyak diantaranya yang melanjutkan
aktivitasnya dengan berenang dan berendam di areal dekat curug. Selain air yang
bersih, sejuknya air yang menyejukan badan, serta lantunan derasnya air terjun
yang jatuh ke dasar permukaan tanah menambah keceriaan serta suasana yang
menyenangkan ketika pengunjung berkunjung ke daerah ini.
CURUG CIBEUREUM
Temukan keindahan alam
yang melekat dengan Curug Cibeureum. Daya tarik berupa air terjun alami ini
dapat Anda capai dengan berjalan kaki sambil menikmati keindahan pegunungan,
kebun teh laksana permadani, disertai udara sejuk di sepanjang perjalanan. Anda
tidak perlu khawatir melakukan trekking menuju air terjun ini karena tingkat kesulitannya yang sedang.
LOKASI : TNGP Cibodas - Cimacan
CURUG SANGHIYANG TARAJE
Asal mula air terjun
ini disebut Sanghiyang Taraje karena pada jaman dahulu air terjun ini digunakan
oleh Sangkuriang untuk naik ke langit mengambil bintang atas permintaan Dayang
Sumbi. Di dekat air terjun ini juga terdapat sebuah batu berbentuk tapak
raksasa yang konon itu adalah tapak Sangkuriang tetapi jarang sekali orang yang
dapat menemuinya. Sedangkan batu yang ada di bawah tepat air terjun menurut
masyarakat setempat dipercaya sebagai tempat penyimpanan bintang (harta karun)
Sangkuriang tetapi konon tempat itu dijaga oleh belut raksasa, dan seringkali
dilihat oleh masyarakat.
Kawasan air tejun ini
dikelola oleh pihak Perhutani. Adapun masyarakat yang kemudian mencoba untuk
mengelola kawasan ini namun hanya pada saat hari raya dan libur nasional.
Luas kawasan air terjun
ini 500 m2, tinggi air terjun ini 100 m. Pada saat musim kemarau debit airnya
agak mengecil namun airnya menjadi sangat jernih, sedangkan pada saat musim
hujan debit airnya menjadi agak besar namun warna airnya menjadi agak keruh.
Taraje (bahasa sunda)
artinya ‘Tangga’, curug = air terjun, emang curug ini bentuknya seperti taraje,
dan tampak gagah banget, dengan tinggi kurang lebih 80 m-an (ada yang bilang
75, 83 dan 90 m), curug ini indah banget dan masih bisa masuk kategori kekayaan
alam yang masih perawan.
Konon katanya sih,
kenapa dinamai curug Sanghyang Taraje karena masih ada kaitannya dengan legenda
salah satu anaknya Prabu Siliwangi dari kerajaan Pajajaran, yaitu Kian Santang,
yang hendak mengambil bintang untuk Dayang Sumbi melewati curug ini, maka
dinamailah curug ini Sanghyang Taraje. Dan konon juga, di area curug ini Kian
Santang menyimpan salah satu benda berharganya dan dijaga oleh ular yang sangat
besar, dan konon lagi, penduduk sekitar kadang masih suka ngeliat penampakan
dari ular besar tersebut…Wallahu ‘alam ya..
Curug yang lokasinya
berada di wilayah Pakenjeng Kab. Garut (tepatnya desa Kombongan-Pamulihan) ini,
memang cukup terisolir, padahal pemandangannya bagus banget…lokasi yang berada
di ketinggian 460-an dpl, bisa ditempuh kurang lebih 2 jam dari kota Garut
menuju Bungbulang/Pakenjeng, kondisi jalannya bisa dibilang cukup baik, meski
ga bagus2 amat, tapi sepanjang perjalanan kita bakal disuguhin keindahan
perkebunan teh dan undakan2 sawah khas tatar Priangan.
Lebih enak sih, dari
desa terakhir, kita jalan kaki menuju lokasi curugnya, karena kalo pake
kendaraan roda 4 (itupun musti yang 4wd), kondisi jalan yang curam, berbatu dan
sempit cukup beresiko, belum lagi area disekitar pos terakhir menuju curug
sempit dan susah untuk parkir mobil, apalagi kalo belum hafal medan dan
kendaraan yang tidak fit. Pokoknya adrenalin tingkat tinggi deh…
Ada 3 tanjakan-turunan
yang cukup curam (ada juga yang panjang) dengan kondisi jalan yang cukup sempit
(hanya masuk 1 mobil aja) dan licin apabila setelah diguyur hujan, belom lagi
kadang ada yang disebelahnya langsung jurang…ppffffhhhh…cukup menantang…:D
Kecuali kalo pake
motor, ato malah pake ojeg sekalian, bisa langsung aja berhenti dekat pos
terakhir (yang terbengkalai), dari pos ini ke lokasi curug bisa ditempuh dengan
10 menit jalan kaki saja, itupun udah sangat maksimal. Di lokasi sekitar curug
terlihat kalo lokasi ini pernah dikelola, paling tidak dicoba untuk jadi lokasi
wisata, keliatan dari ada bangunan yang tampaknya bekas wc umum yang kini udah
sangat terbengkalai, tanah lapang pun nyaris tidak ada karena sekarang udah
ketutup sama rerumputan yang meninggi dan memenuhi area sekitar curug.
Kalo cuaca mendukung,
cerah, Kondisi yang paling bagus buat hunting foto di lokasi curug ini
sebenernya jam 11 siang ampe jam 3 sore (pokoknya pas matahari melintas diatas
curug) karena terpaan sinar matahari ke dinding tebingnya keren, belom lagi ROL
cahaya dari pinggir tebing bikin lebih indah lagi, karena posisi matahari ga
lfrontal berhadapan ama curug, jadi masih memungkinkan kalo kita motret curug
secara frontal masih bisa dapet background langit yang biru….tops!!
Tapi kalo cuaca mendung
dan berkabut, bukan berarti motret curug langsung mati gaya, justru disini
uniknya, entah kenapa, curug ini emang lebih pas difoto dikondisi suasana yang
berkabut…jadi terkesan mistis dan sedikit mencekam…keindahan mistis yang
mencekam…tapi tampak gagah..auranya curugnya jadi aneh deh.
Antisipasi perubahan kondisi
cuaca yang cepat berubah jelas musti dilakuin, misalnya jas hujan, dry bag ampe
trangia, lumayan dong sambil nunggu hujan beres bisa duduk2 sambil ngupi2
dulu…hehehehe..kalo bukan libur lebaran, jangan harap deh di lokasi ini ada
yang jualan..dan warung pun jauh juga…jadi mending logistik udah bawa sendiri
aja biar ga kelaparan dan kehausan.
Karena lokasi pondokan
yang saya singgahi itu berada setelah curug, tepatnya di desa Kombongan
(warganya ramah dan kooperatif), maka jarak tempuh ke curug ga terlalu jauh
meski musti jalan kaki, paling 20 menit nyampe..dan sambil cross country dikit,
selain hamparan sawah yang berundak-undak, kita bisa liat dua sungai besar yang
mengalir di kiri-kanan kita..yang satu aliran sungai dari curug sanghyang
Taraje, yang satu lagi aliran dari sungai Cikandang.
Lokasi: Desa Pakenjeng Kecamatan Pamulihan Kabupaten
Garut.
CURUG
NEGLASARI
Curug Tujuh Neglasari
atau dikenal juga dengan nama Curug Limbung terletak di perkebunan teh
Neglasari, di tengah perjalanan antara Garut Kota ke arah selatan menuju
Pameungpeuk, Jawa Barat. Keunikan curug
ini ialah jatuhan airnya bertingkat-tingkat membentuk tujuh tingkatan dengan
ketinggian 50 m, sehingga memiliki keindahan yang khas. Setiap tingkatan pada curug ini terdapat
kolam air seluas puluhan meter persegi dan berkedalaman 1-3 meter. Jatuhan air
dari curug ini mengalir dari sela-sela gunung
termasuk ke dalam bagian dari Gunung Gelap yang hutannya masih asli atau
alami. Air dari Curug Tujuh jatuh
menimpa tebing-tebing dari gunung tersebut, sehingga membentuk relief pada
dinding gunung dan bentuknya menyerupai tangga yang jumlahnya tujuh.
Curug ini tidak pernah
menyusut airnya. Sekalipun kemarau tetap saja ada air yang mengalir di curug
tersebut. Yang membedakannya hanya volume air. Sangat kontras jika sedang musim
hujan dan musim kemarau
Curug Neglasari ini
terletak pada lokasi, perkebunan teh serta udara yang sejuk. Dari arah Garut
kurang lebih menghabiskan waktu 2,5 jam, ketika memasuki daerah Neglasari
setelah melewati Gunung Gelap. Gunung Gelap sendiri adalah hutan yang masih
alami walaupun sudah ada banyak daerah-daerah pemukiman tetapi sangat lebat
pepohonannya. Berjalan kaki sejauh 1 km dari jalan utama, menuju obyek wisata
Curug Neglasari melewati perkebunan teh dengan udara yang sejuk. Panoramanya
indah sekali, dengan hamparan perkebunan teh yang hijau. Daya tarik Curug
Neglasari ada pada air terjun dengan yang jatuh dengan ketinggian yang
berbeda-beda.
Lokasi: Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut