Selasa, 12 Juni 2012

10 Curug Terbaik Versi visitbandung2011.blogspot.com

10 AMAZING WATERFALL IN WEST JAVA


CURUG CIGANGSA.

Curug Cingangsa adalah salah satu air terjun dengan panorama alam yang memukau. Sama halnya dengan Curug Cikaso, untuk sampai ke lokasi Anda bisa berjalan kaki ataupun naik perahu kecil melalui sungai yang diantar oleh masyarakat di sana.
Curug Cigangsa terletak di dekat kecamatan Surade, Selatan Sukabumi atau sekitar 22 km sebelum ujung genteng. Curug ini merupakan curug termegah yang pernah saya lihat. Dari Surade letaknya sekitar 1 km dari kota kecamatan, nah untuk mencapainya sungguh suatu tantangan. Mobil dapat dititipkan pada warga, rombongan harus berjalan kaki menuju curug cigangsa. Perjalanan kaki ini sungguh memberikan kesan tersendiri, awalnya melalui jalan rata di sekitar persawahan dan perkebunan dan melintasi suangai nan jernih. Tak disangka sungai tersebut ternyata sungai di atas jalur aliran air curug. Setelah melewati sawah yang permai akhirnya jalan turun tajam, hati-hati jalan licin namun mengasyikkan.



CURUG CIKASO.

Curug Cikaso sebenarnya bernama Curug Luhur, mengalir dari anak sungai Cikaso yang bernama Cicurug. Tapi oleh kebanyakan orang, curug ini lebih dikenal dengan nama Curug Cikaso. Curug Cikaso terbentuk dari tiga titik air terjun yang berdampingan dalam satu lokasi dengan di bagian bawahnya terdapat kolam dengan warna
airnya hijau kebiru-biruan. Kedua titik air terjun dapat terlihat dengan jelas sedangkan yang satu agak tersembunyi dengan tebing yang menghadap ke timur. Curug ini memiliki ketinggian sekitar 50 meter.
Berkunjung ke Curug Cikaso sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bias sinar matahari yang baru terbit akan tercipta dengan jelas dari butir-butir halus cipratan air terjun. Sebaiknya menggunakan jasa pemandu yang tersedia agar tidak tersesat karena untuk menuju lokasi curug ini tidak ada petunjuk jalan. Biaya jasa pemandu berkisar Rp 50000 - 70000.
Di kawasan ini juga terdapat curug yang lain yaitu Curug Cigangsa yang berjarak tempuh ± 30 menit atau sekitar 10 km.
bila kita sedang dalam perjalanan wisata menuju ke Ujung Genteng, kita akan melewati sebuah obyek wisata yang menarik yaitu Curug (air terjun) Cikaso. Obyek wisata ini tidak nampak dari jalan raya dan juga belum memiliki akses jalan untuk menuju kesana. Jalan yang biasa dilewati untuk menuju obyek wisata ini melewati beberapa bidang tanah pribadi milik penduduk setempat, hal inilah yang membuat curug Cikaso kurang begitu banyak pengunjungnya. Untuk meningkatkan jumlah pengunjung, maka pemerintah daerah mau tidak mau harus melakukan upaya pembebasan lahan semata-mata untuk membuat jalan yang memadai menuju curug Cikaso.
Untuk menuju lokasi curug dapat ditempuh dengan dua cara. Yang pertama adalah dengan jalan darat, kendala yang dihadapi dengan cara ini adalah kita tidak dapat menuju lokasi dengan menggunakan kendaraan bermotor apalagi kendaraan roda empat. Jalan darat yang ada berupa jalan kecil yang melewati tanah-tanah huma (ladang) milik penduduk. Ini berarti kita harus meninggalkan kendaraan yang kita gunakan untuk kemudian berjalan kaki menuju lokasi curug.


KABUPATEN Sukabumi ternyata terkenal dengan keanekaragaman wisata alam, mulai dari pantai hingga pegunungannya. Salah satunya yang paling favorit nan megah adalah air terjun Curug Cikaso.
Air terjun dengan ketinggian hampir 80 meter ini memiliki 3 air terjun dan lebar tebingnya hampir 100 meter, tepatnya berada di kampung Ciniti, kelurahan Cibitung, Kecamatan Cibitung, Jampang Kulon. Lokasinya berada sekitar 70 km dari Sukabumi atau sekitar 1,5 jam bila perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.
Curug Cikaso dihiasi bebatuan besar di kiri dan kanannya serta pepohonan, sehingga menambah keasrian alam curug ini. Masing-masing air terjun mempunyai nama. Air terjun sebelah kiri bernama Curug Asepan, tengah bernama Curug Meong dan kanan bernama Curug Aki.
Untuk melangkahkan kaki kita sampai di air terjun Curug Cikaso, selain bisa ditempuh dengan berjalan kaki yang menyusuri pematang sawah, juga bisa dicapai dengan naik perahu motor dengan melewati bantaran sungai.
Nama asli Curug Cikaso sebenarnya Curug Ciniti, sesuai nama kampung wilayah tersebut, namun karena melewati aliran sungai Cikaso, maka masyarakat lebih banyak menyebutnya dengan nama Curug Cikaso.
Air terjun Curug Cikaso menjadi favorit bagi wisatawan dalam liburan panjang. Nikmati serunya basah-basahan di air terjun yang cantik ini. Bila sampai di Kampung Ciniti, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan sawah dan aliran sungai yang benar-benar bisa memanjakan mata.
Beberapa meter mendekati curug sudah bisa mendengar gemuruh air yang jatuh dari ketinggian. Begitu sampai di Curug Cikaso, mulailah terlihat jelas lukisan alam yang indah. Air yang terjun bebas dari ketinggian hampir 80 meter makin memperkaya pemandangan.

Curug Cikaso terbentang megah dengan deburan airnya yang berwarna putih. Pengunjung akan disuguhkan 3 buah air terjun sekaligus. Bermain air atau berenang di kolam alami hasil hempasan air terjun adalah kegiatan yang paling seru. Jangan takut jika pakaian Anda basah, karena curug sudah dilengkapi oleh fasilitas, Curug Cikaso, lokasi air terjun ini berada di kawasan wisata Ujung Genteng. Cikaso adalah nama sungai yang mengalir dari hulunya yang terletak di Sukabumi Utara hingga berakhir dengan muaranya di Pantai Selatan di daerah Kecamatan Surade, Sukabumi Selatan. Dari hulu hingga muaranya, air sungai Cikaso mengaliri beberapa tebing-tebing yang curam sungai membentuk curahan air terjun yang yang menakjubkan. Lokasi wisata air terjun Cikaso ini akan menjadi pelengkap wisata bahari di Ujung Genteng setelah cukup puas menikmati pesona laut pantai-pantai di Ujung Genteng, inilah lokasi yang tepat untuk berenang di air tawar.

CURUG OROK.

Perjalanan dari Sari Papandayan ke Curug Orok gak terlalu lama, kurang dari setengah jam. Jarak kawasan ini dari ibukota Kecamatan Cikajang cuma 5 Km, sedangkan dari ibukota Kabupaten Garut sekitar 31 Km. Curug Orok sendiri berada di ketinggian 250 meter di atas permukaan laut dengan konfigurasi umum lahan berbukit karena letaknya di kaki gunung Papandayan.
Sebetulnya kalau gak mengingat temen-temen seperjalanan, aku pengen berhenti dulu untuk motret pemandangan, beberapa kali. View from the top selalu memikat hatiku. Menurutku selain tempat tujuan wisatanya, perjalanan menuju ke situ juga gak kalah memorable-nya. Lembah, tikungan, sungai, pepohonan yang diselimuti kabut, jembatan, dan para penduduk setempat yang sedang melakukan kegiatan harian mereka.
Jadi saranku kali ini untuk kalian pembaca setiaku *iya kamu! ;) *, coba deh lain kali klo pas lewat view yang bagus, turun sebentar deh. Berfotolah di situ juga. Selain untuk kenang-kenangan, koleksi foto kalian kan jadinya unik, ada nilai tambahnya selain foto di objek wisata yang semua orang udah tau.
Kalau dari arah Garut, jalan masuk ke lokasi Curug Orok ada di sebelah kiri jalan. Nanti kamu bakal menemukan plang yang bertulisan “Wana Wisata dan Bumi Perkemahan Angling Darma: Curug Orok, Ci Kahuripan, Curug Kembar”. Jangan sampe kelewat yah, soalnya plang itu adanya bukan beberapa meter dari lokasi (supaya kita bisa siap-siap), tapi persis di belokannya, hehehe. Nah di mulut jalan itu ada gapura dan loket tiket masuk, tapi gak ada siapa-siapa di situ. Ternyata tempat beli tiketnya dipindah ke dalam. Jadi, jalan aja terus. Jalanannya berbatu-batu, diapit oleh sedikit pohon teh dan pohon pinus. Waktu kami datang, sedang turun kabut. Di sebelah kiri jalan itu jurang. Pasti bagus sekali view-nya kalau sedang cerah. Tapi karena kabut jadi gak bisa liat apa-apa deh.
Gak lama kami sampai di pelataran parkir. Nah di sini baru bayar tiket deh. Aku rada lupa berapa tiketnya, kalau gak salah sekitar Rp 3000 per orang. Di pelataran parkir itu ada toilet, beberapa warung, mushola, dan beberapa bale-bale.
Hmm, air terjunnya di sebelah mana ya, pikirku. Suaranya kok kayak dari bawah. Eh ternyata emang di bawah alias di lembah! :P Jadi kita harus menuruni jalan yang sudah disiapkan. Sudah dibuat step-stepnya gitu. Tapiiii.. lumayan dalem sih turunnya.
curug orokBegitu nyampe, wiihhh.. dinginnya. Hujan pula. Air terjunnya gak gitu lebar, tapi tinggi dan debit airnya lumayan. Suaranya menderu, dan cipratannya juga ganas. Kalau menghampiri kolamnya, sudah pasti kita basah. Waktu aku menengadah ke atas, wiiihh.. rada serem juga ngebayangin air sederas itu menimpaku. Aku bertanya-tanya, sedalam apa pusaran yang tercipta di tempat air tsb jatuh ya? Tapi gak berniat untuk membuktikan sih, hehe, takut.
Meskipun ingin, tapi kami gak bisa lama-lama di situ. Gak ada yang bawa baju ganti, jadi gak bisa bermain air. Aku motret juga gak bisa sampe puas jadinya. Kameraku sudah basah, ya kena cipratan ya kena hujan. Kalau diterusin takut airnya sempat masuk ke dalam body kamera.
Oya, air terjun ini dinamakan Curug Orok karena konon menurut cerita masyarakat setempat pada tahun 1968 ada seorang wanita muda yang membuang bayinya dari puncak air terjun, sehingga air terjun tersebut dinamakan Curug Orok (dalam bahasa Sunda, orok berarti bayi). Kalau dilihat dari bentuknya curug ini mempunyai 2 curug, namanya masing-masing Curug Orok dan Curug Kembar.
Curug Orok merupakan salah satu air terjun di Garut yang banyak dikunjungi wisatawan. Lokasinya terdapat di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang Kab. Garut.
Menurut cerita pada awalnya di tempat tersebut (curug)ditemukan bayi yang dibuang oleh orang tuanya. Semenjak itu sampai sekarang air terjun itu dikenal dengan nama Curug Orok.
Di tempat tersebut orang bisa bermain, mandi, disamping melihat pemandangan air terjun yang begitu indah. Airnya yang jernih, mengalir dari air pegunungan. Tinggi air terjun kurang lebih 30 meter. Hawa pegunungan yang begitu segar ditambah lokasinya ada di lingkungan kebun teh yang sejuk. Tidak aneh kalau banyak di antara orang yang berkunjung ke sana malas untuk pulang kembali, terbius oleh pemandangan alam Curug Orok. 

Jarak yang harus ditempuh untuk sampai ke lokasi kurang lebih 45 kilometer dari Kota Garut dan memakan waktu 1,5 jam. Jika memakai kendaraan umum diharuskan menumpang jurusan Garut ? Bungbulang lalu tepatnya berhenti di kebun teh Papandayan sebelum Cisandaan. Sebelum tiba ke lokasi kita harus menuruni tagga yang jaraknya kurang lebih 100 meter dan sampailah di objek wisata Curug Orok.

CURUG MALELA.

Curug Malela salah satu tempat wisata di Kabupaten Bandung yang wajib Anda kunjungi. Curug Malela berada di Kampung Manglid Desa Cicadas, Kec Rongga, Kab. Bandung Barat,  tepatnya di dekat Gunung Halu, sekitar 50 kilometer atau kurang lebih 3 jam ke arah Barat dari Kota Bandung. Curug Malela dapat memberikan atmosfir berbeda bagi para pecinta wisata alam. Wisata alam yang masih asli inilah merupakan “tawaran” yang cukup memikat bagi wisatawan. Ditambah lagi, kemiripan Curug Malela dengan Niagara. 
Sebelum memasuki Curug Malela, dibutuhkan waktu yang cukup lama.  Anda harus jalan kaki melewati kawasan perkebunan teh yang terhampar sangat luas serta harus melewati bukit-bukit yang tidak terlalu tinggi. Di sepanjang perjalanan, Anda akan merasakan sejuknya suasana pedesaan dan udaranya yang masih bersih. Dibandingkan dengan suasana perkotaan, tentu saja ini sangat berbeda. Jalanan ke arah curug memang kurang memadai. Jika Anda memakai mobil, dibutuhkan mobil yang biasa untuk off road, karena jalan raya menuju ke curug, rusak parah. Begitu juga jika Anda memakai motor, diperlukkan motor trail.  Jika memakai kendaraan yang biasa, dikhawatirkan akan mengalami kerusakan. 
Akses jalan menuju ke Curug Malela masih minim fasilitas. Anda diharapkan berhati-hati dalam perjalanan menuju curug, karena jalanan berbatu, disamping kanan kiri terdapat jurang yang terjal, bertanah merah, dan jalanan akan sangat licin apabila terkena air hujan. Anda harus pintar-pintar memilih jalan, karena jika tidak kendaraan akan terselip di jalanan yang licin. Bagi pecinta wisata alam, disitulah letak keseruannya. Dalam perjalanan, Anda diharapkan selalu memperhatikan petunjuk jalan ke arah curug, agar Anda tidak tersesat ke tempat lain, papan petunjuk jalan memang masih minim. Di beberapa titik ada papan petunjuk tetapi sangat kecil dan hanya beberapa kali terlihat disepanjang perjalanan.
Kendaraan Anda tidak langsung berhenti dekat dengan Curug Malela. Anda diharuskan menyimpan kendaraan jauh dari curug karena lokasi curug harus menuruni gunung terlebih dahulu.  Jarak menuju curug kurang lebih 800 meter dan akses jalan juga masih kurang memadai. Beberapa titik jalan sudah ditembok tapi cukup banyak juga titik jalan yang belum ditembok. Hanya beberapa meter dari pintu masuk dan beberapa meter jalan yang terjal saja yang ditembok. Sedangkan jalan yang tidak begitu terjal dibiarkan alami agar suasana mendaki pegunungan masih dirasakan oleh pengunjung. Disana juga terdapat 2 tempat persinggahan yang disediakan untuk beristirahat serta kamar mandi yang cukup memadai untuk pengunjung curug.


Butuh perjuangan yang luar biasa untuk sampai ke Curug Malela. Sesampainya di curug Anda akan disuguhkan oleh pemandangan alam yang sangat menawan. Air terjun yang tingginya mencapai 40 meter dan lebar 30 meter tersebut, dapat langsung menghilangkan rasa capek. Air terjun dari atas gunung tersebut sangat jernih dan tidak pernah berhenti mengalir ketika musim kemarau, hanya saja jika musim hujan warna air akan berubah menjadi coklat.

CURUG DENG-DENG

Curug Dengdeng terletak di Desa Cikawung Ading, Kampung Caringin dengan Kecamatan Cipatujah di Kabupaten Tasikmalaya dengan koordinat 7°44,814′S 108°6,111′E, Curug Dengdeng dengan memiliki 3 tingkatan curug, yang pertama tingginya 13 m, yang kedua 11 m dan yang ketiga 9 m, dari tingkat pertama dapat terlihat aliran Sungai Cikembang,dinamakan Curug Dengdeng karena tidak rata kondisi Curugnya, untuk akses menuju Curug Dengdeng memerlukan perjalanan yang cukup melelahkan karena kondisi alamnya yang masih sangat alami dengan harus berjalan kaki melewati hutan jati.



CURUG BANDUNG

Curug Bandung merupakan Keajaiban Alam dengan 7 (tujuh) air terjun dalam satu aliran sungai, dari mulai Curug Peuteuy, Curug Picung dan yang terbesar adalah Curug Bandung, Curug ini berada dibawah kaki Gunung Sanggabuana, perjalanan menuju Curug ini cukup berat yaitu jalan kaki sejauh 3 km, tetapi Panorama Alam sangatlah Indah, Asri, jauh dari polusi udara yang ada di Kota Besar.
Walaupun jalan menuju Curug ini hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki Wisata sambil ber Olahraga yang membuat sehat karena udara yang sehat dan bersih. Lokasi Curug Bandung terletak Desa Mekarbuana Kecamatan Tegalwaru 42 km dari Ibu Kota Kabupaten Karawang.



CURUG CIMAHI

Secara geologi Curug Cimahi telah ada sejak hadirnya Gunung Sunda Purba, yang sekarang lebih terkenal dengan Gunung Tangkuban Parahu. Sumber mata air Curug Cimahi ini berasal  dari  mata air Gunung Tangkuban Parahu.
Objek wisata ini terletak di dekat pintu masuk yang berada di sisi jalan Cimahi ke arah Lembang. Untuk mencapai objek wisata dengan panorama alam yang luar biasa indahnya ini, para pengunjung harus melewati jalan setapak berbentuk anak tangga yang menghantarkan pengunjung ke daerah tujuan. Di dalam kawasan Curug Cimahi kita dapat melihat pemandangan alam yang indah sekali, terutama menyaksikan percikan air terjun yang berjatuhan dari atas tebing setinggi 85 meter.
Para pengunjung yang datang ke daerah ini banyak diantaranya yang melanjutkan aktivitasnya dengan berenang dan berendam di areal dekat curug. Selain air yang bersih, sejuknya air yang menyejukan badan, serta lantunan derasnya air terjun yang jatuh ke dasar permukaan tanah menambah keceriaan serta suasana yang menyenangkan ketika pengunjung berkunjung ke daerah ini.


CURUG CIBEUREUM


Temukan keindahan alam yang melekat dengan Curug Cibeureum. Daya tarik berupa air terjun alami ini dapat Anda capai dengan berjalan kaki sambil menikmati keindahan pegunungan, kebun teh laksana permadani, disertai udara sejuk di sepanjang perjalanan. Anda tidak perlu khawatir melakukan trekking menuju air terjun ini karena  tingkat kesulitannya yang sedang.
LOKASI : TNGP Cibodas - Cimacan




CURUG SANGHIYANG TARAJE

Asal mula air terjun ini disebut Sanghiyang Taraje karena pada jaman dahulu air terjun ini digunakan oleh Sangkuriang untuk naik ke langit mengambil bintang atas permintaan Dayang Sumbi. Di dekat air terjun ini juga terdapat sebuah batu berbentuk tapak raksasa yang konon itu adalah tapak Sangkuriang tetapi jarang sekali orang yang dapat menemuinya. Sedangkan batu yang ada di bawah tepat air terjun menurut masyarakat setempat dipercaya sebagai tempat penyimpanan bintang (harta karun) Sangkuriang tetapi konon tempat itu dijaga oleh belut raksasa, dan seringkali dilihat oleh masyarakat.
Kawasan air tejun ini dikelola oleh pihak Perhutani. Adapun masyarakat yang kemudian mencoba untuk mengelola kawasan ini namun hanya pada saat hari raya dan libur nasional.
Luas kawasan air terjun ini 500 m2, tinggi air terjun ini 100 m. Pada saat musim kemarau debit airnya agak mengecil namun airnya menjadi sangat jernih, sedangkan pada saat musim hujan debit airnya menjadi agak besar namun warna airnya menjadi agak keruh.
Taraje (bahasa sunda) artinya ‘Tangga’, curug = air terjun, emang curug ini bentuknya seperti taraje, dan tampak gagah banget, dengan tinggi kurang lebih 80 m-an (ada yang bilang 75, 83 dan 90 m), curug ini indah banget dan masih bisa masuk kategori kekayaan alam yang masih perawan.
Konon katanya sih, kenapa dinamai curug Sanghyang Taraje karena masih ada kaitannya dengan legenda salah satu anaknya Prabu Siliwangi dari kerajaan Pajajaran, yaitu Kian Santang, yang hendak mengambil bintang untuk Dayang Sumbi melewati curug ini, maka dinamailah curug ini Sanghyang Taraje. Dan konon juga, di area curug ini Kian Santang menyimpan salah satu benda berharganya dan dijaga oleh ular yang sangat besar, dan konon lagi, penduduk sekitar kadang masih suka ngeliat penampakan dari ular besar tersebut…Wallahu ‘alam ya..
Curug yang lokasinya berada di wilayah Pakenjeng Kab. Garut (tepatnya desa Kombongan-Pamulihan) ini, memang cukup terisolir, padahal pemandangannya bagus banget…lokasi yang berada di ketinggian 460-an dpl, bisa ditempuh kurang lebih 2 jam dari kota Garut menuju Bungbulang/Pakenjeng, kondisi jalannya bisa dibilang cukup baik, meski ga bagus2 amat, tapi sepanjang perjalanan kita bakal disuguhin keindahan perkebunan teh dan undakan2 sawah khas tatar Priangan.
Lebih enak sih, dari desa terakhir, kita jalan kaki menuju lokasi curugnya, karena kalo pake kendaraan roda 4 (itupun musti yang 4wd), kondisi jalan yang curam, berbatu dan sempit cukup beresiko, belum lagi area disekitar pos terakhir menuju curug sempit dan susah untuk parkir mobil, apalagi kalo belum hafal medan dan kendaraan yang tidak fit. Pokoknya adrenalin tingkat tinggi deh…
Ada 3 tanjakan-turunan yang cukup curam (ada juga yang panjang) dengan kondisi jalan yang cukup sempit (hanya masuk 1 mobil aja) dan licin apabila setelah diguyur hujan, belom lagi kadang ada yang disebelahnya langsung jurang…ppffffhhhh…cukup menantang…:D


Kecuali kalo pake motor, ato malah pake ojeg sekalian, bisa langsung aja berhenti dekat pos terakhir (yang terbengkalai), dari pos ini ke lokasi curug bisa ditempuh dengan 10 menit jalan kaki saja, itupun udah sangat maksimal. Di lokasi sekitar curug terlihat kalo lokasi ini pernah dikelola, paling tidak dicoba untuk jadi lokasi wisata, keliatan dari ada bangunan yang tampaknya bekas wc umum yang kini udah sangat terbengkalai, tanah lapang pun nyaris tidak ada karena sekarang udah ketutup sama rerumputan yang meninggi dan memenuhi area sekitar curug.
Kalo cuaca mendukung, cerah, Kondisi yang paling bagus buat hunting foto di lokasi curug ini sebenernya jam 11 siang ampe jam 3 sore (pokoknya pas matahari melintas diatas curug) karena terpaan sinar matahari ke dinding tebingnya keren, belom lagi ROL cahaya dari pinggir tebing bikin lebih indah lagi, karena posisi matahari ga lfrontal berhadapan ama curug, jadi masih memungkinkan kalo kita motret curug secara frontal masih bisa dapet background langit yang biru….tops!!
Tapi kalo cuaca mendung dan berkabut, bukan berarti motret curug langsung mati gaya, justru disini uniknya, entah kenapa, curug ini emang lebih pas difoto dikondisi suasana yang berkabut…jadi terkesan mistis dan sedikit mencekam…keindahan mistis yang mencekam…tapi tampak gagah..auranya curugnya jadi aneh deh.
Antisipasi perubahan kondisi cuaca yang cepat berubah jelas musti dilakuin, misalnya jas hujan, dry bag ampe trangia, lumayan dong sambil nunggu hujan beres bisa duduk2 sambil ngupi2 dulu…hehehehe..kalo bukan libur lebaran, jangan harap deh di lokasi ini ada yang jualan..dan warung pun jauh juga…jadi mending logistik udah bawa sendiri aja biar ga kelaparan dan kehausan.
Karena lokasi pondokan yang saya singgahi itu berada setelah curug, tepatnya di desa Kombongan (warganya ramah dan kooperatif), maka jarak tempuh ke curug ga terlalu jauh meski musti jalan kaki, paling 20 menit nyampe..dan sambil cross country dikit, selain hamparan sawah yang berundak-undak, kita bisa liat dua sungai besar yang mengalir di kiri-kanan kita..yang satu aliran sungai dari curug sanghyang Taraje, yang satu lagi aliran dari sungai Cikandang.
Lokasi:  Desa Pakenjeng Kecamatan Pamulihan Kabupaten Garut.

CURUG NEGLASARI

Curug Tujuh Neglasari atau dikenal juga dengan nama Curug Limbung terletak di perkebunan teh Neglasari, di tengah perjalanan antara Garut Kota ke arah selatan menuju Pameungpeuk, Jawa Barat.   Keunikan curug ini ialah jatuhan airnya bertingkat-tingkat membentuk tujuh tingkatan dengan ketinggian 50 m, sehingga memiliki keindahan yang khas.  Setiap tingkatan pada curug ini terdapat kolam air seluas puluhan meter persegi dan berkedalaman 1-3 meter. Jatuhan air dari curug ini mengalir dari sela-sela gunung  termasuk ke dalam bagian dari Gunung Gelap yang hutannya masih asli atau alami.  Air dari Curug Tujuh jatuh menimpa tebing-tebing dari gunung tersebut, sehingga membentuk relief pada dinding gunung dan bentuknya menyerupai tangga yang jumlahnya tujuh.
Curug ini tidak pernah menyusut airnya. Sekalipun kemarau tetap saja ada air yang mengalir di curug tersebut. Yang membedakannya hanya volume air. Sangat kontras jika sedang musim hujan dan musim kemarau
Curug Neglasari ini terletak pada lokasi, perkebunan teh serta udara yang sejuk. Dari arah Garut kurang lebih menghabiskan waktu 2,5 jam, ketika memasuki daerah Neglasari setelah melewati Gunung Gelap. Gunung Gelap sendiri adalah hutan yang masih alami walaupun sudah ada banyak daerah-daerah pemukiman tetapi sangat lebat pepohonannya. Berjalan kaki sejauh 1 km dari jalan utama, menuju obyek wisata Curug Neglasari melewati perkebunan teh dengan udara yang sejuk. Panoramanya indah sekali, dengan hamparan perkebunan teh yang hijau. Daya tarik Curug Neglasari ada pada air terjun dengan yang jatuh dengan ketinggian yang berbeda-beda.
Lokasi:  Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut

17 komentar:

  1. bedanya air terjun sama curug itu apa sih min? tks

    BalasHapus
    Balasan
    1. sorry bantu jawab,,hehe,,,CURUG dari bhs SUNDA, artinya AIR TERJUN,,,:)

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Mas maaf untuk air terjun yang indah di jawa barat yang bisa untuk camping sendiri dimana ya?mohon di jawab terima kasih :)

    BalasHapus
  4. Mas maaf untuk air terjun yang indah di jawa barat yang bisa untuk camping sendiri dimana ya?mohon di jawab terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Curug Malela bisa. Di pinggiran atas curugnya bisa bikin tenda.

      Hapus
  5. keren keren,,mampir juga bantarkawungpunyacerita2.blogspot.com

    BalasHapus
  6. Water flows from a high place to a lower place. If the water that fell from a height
    togel sgp

    BalasHapus
  7. Yang hobi, travelling, tracking harus cobaa ke Curug Malela dijamin sampe sana lelahnya terbayarkan 😀😀😀

    BalasHapus
  8. gokil keren abis nih buat liburan akhir tahun ke wisata bandung

    BalasHapus
  9. thanks for info jangan lupa kunjungi website kami https://bit.ly/2O8CWwZ

    BalasHapus